Red Hat Enterprise Linux 8, Sebagai Antisipasi Penggunaan Hybrid Cloud dan Multi Cloud
Ketersediaan aplikasi serba bisa, Red Hat Enterprise Linux 9 memang selalu dinanti-nantikan. Pasalnya, aplikasi ini dirancang Red Hat untuk memenuhi kebutuhan pengguna komputer di era hybrid cloud seperti sekarang ini. Bahkan RHEL 8 kompatibel terhadap berbagai macam workload maupun aktivitas operasional, cocok digunakan di data center ataupun di kalangan public cloud.
Lahir sebagai sebuah perusahaan yang menghadirkan distribusi Linux sebagai penyedia layanan level bisnis, kini Red Hat semakin tumbuh kuat dibanding sebelumnya sebagai produsen software open source.
Ingin buat website yang menarik dan profesional pastikan ke velocity developer
Walaupun dikenal sebagai vendor di belakang OS yang stabil dan handal. Kini Red Hat pun kembali memperkenalkan RHEL 8 ke masyarakat luas.
Pasalnya RHEL adalah produk yang menduduki posisi terpenting dalam lingkungan Red Hat. Tak hanya itu saja, CEO Red Hat, Jim Whitehurst, mengklaimnya sebagai produk perdana untuk gerakan berbasis open source.
Sebagai VP & GM, RHEL Business Unit, Stefanie Chiras mengungkapkan bagaimana pengaruh RHEL terhadap bisnis. Berdasarkan laporan IDC terbaru, pendapatan bisnis aplikasi dan software dalam RHEL sendiri mampu menyentuh nominal US$ 10 triliun pada tahun ini. Bahkan digadang-gadang bisa tumbuh sampai 2 kali lipatnya. Selain itu, laporan ini juga memaparkan bahwa para pengguna RHEL bisa menghemat sampai US$ 7 miliar di tahun ini.
Sambutan yang tak sia-sia rupanya, mengingat atensi terhadap Red Hat Enterprise Linux 8 juga bisa dikatakan cukup besar. Ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah unduhan software RHEL 8 versi beta dengan pencapaian 10.000 unduhan. Sedangkan untuk versi sebelumnya, hanya diunduh dalam 2000 unduhan dilihat dari jangka waktu yang sama. Selain itu, sistem operasi ini pun merupakan versi yang banyak mengalami pembaharuan dari tahun 2014 silam.
Keunggulan dan Fitur-Fitur RHEL 8
Red Hat merancang RHEL 8 agar mengantisipasi pertumbuhan dari pemakaian multi cloud dan implementasi dari hybrid cloud dengan beberapa kemampuan dan fitur baru, diantaranya RHEL web console, Container tools, Red Hat Smart Management, Red Hat Insight, Universal Base Image, Applications Streams, dan Image Builder.
Layanana Red Hat Insight merupakan layanan Linux berbasis expertise as a service. Adapun alasannya yaitu dikarenakan adanya fitur yang menggabungkan antara keahlian dan skill Linux yang berkaitan dengan sistem deployment serta pemeliharaan sistem yang berbasis Linux. Pengembangan fitur tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan data center berdasarkan cakupan, skala, hingga workload-nya.
Fitur ini juga secara proaktif dapat memulihkan dan mengidentifikasi permasalahan TI, yang berkaitan dengan kestabilan dan keamanan sistem. Red Hat Insight memakai analitik prediktif dalam memantu adin TI untuk mencegah terjadinya downtime dan masalah-masalah yang tak diharapkan terutama dalam produksi aplikasi itu sendiri.