Google Meluncurkan Flutter, Cross-Platform Toolkit Yang Cepat Dan Tangguh

Flutter
Flutter

Dalam sebuah event konferensi yang disiarkan secara langsung melalui internet kemarin, tanggal 4 Desember 2018, Google mengumumkan peluncuran Flutter, sebuah platform kit pengembangan perangkat lunak yang bisa digunakan di beberapa platform dalam satu tempat. Event tersebut diselenggarakan di Science Museum di London dengan nama Flutter Live. Dalam acara tersebut,  versi pertama yang stabil dari Flutter diperkenalkan kepada seluruh penonton live streaming yang tersebar di seluruh dunia. Bagi Anda yang kelewatan acara live streaming-nya kemarin, berikut adalah ringkasan dari apa saja yang ditawarkan oleh Flutter bagi para pengembang aplikasi baik untuk Android maupun iOS.

Ingin buat website yang menarik dan profesional pastikan ke velocity developer

Bedanya Flutter dengan cross-platform UI toolkit lainnya

Flutter memang bukan anak satu-satunya untuk platform yang bisa digunakan para pengembang aplikasi untuk membuat aplikasi cross-platform hanya dengan menggunakan satu codebase saja. Sebut saja misalnya Qt, GTK+, dan FLTK yang sudah dikenal lebih dulu sebagai cross-platform UI toolkit. Tapi, Flutter menawarkan fitur yang lebih unik untuk memberikan kemudahan yang lebih bagi para pengembang terutama soal developer control dan juga kecepatan. Flutter menggunakan mesin grafis Skia 2D, sama dengan yang digunakan pada Google dan Android. Selain itu Flutter juga mengkompilasi secara asli dari 32-bit atau 64-bit kode ARM untuk Android dan juga untuk iOS.

Perbedaan lain Flutter dibandingkan dengan toolkit yang lainnya adalah pengembang diberikan kebebasan dan kontrol yang penuh terhadap setiap pixel dari layar sehingga pilihan elemen visualnya tidak terbatas seperti pada toolkit yang lainnya. Flutter juga dilengkapi dengan perlengkapan atau tool yang memungkinkan desainer untu memasukkan dan membuat animasi grafis, video, teks, dan juga kontrol pada aplikasi.

Fitur fungsional lainnya yang jadi inovasi dari Flutter disebut dengan “stateful hot reload” yang mana mengizinkan pengembangnya untuk menyesuaikan dan mengubah sedikit dari desain aplikasi secara real-time tanpa harus memuat ulang atau membangun kembali codebase dari awal. Sebagai bonus, pengembang pun bisa memperbarui aplikasi tanpa kehilangan performa aplikasi yang sudah eksis. Menurut Google, fitur satu ini akan membuat siklus pengembangan aplikasi jadi tiga kali lebih produktif dibandingkan biasanya karena banyak memberikan jalan pintas.

Sudah punya fans sebelum diluncurkan

Sebelum diluncurkan versi stabilnya pada acara Flutter Live, toolkit ini sebelumnya sudah diperkenalkan terlebih dahulu framework-nya di Mobile World Congress pada bulan Februari tahun ini. Sejak saat itu Flutter pun sudah mendapatkan banyak perhatian termasuk digunakan oleh berbagai macam perusahaan ternama seperti misalnya Alibaba, Groupon, Tencent, dan juga Capital One. Perusahaan-perusahaan pihak ketiga pun juga sudah mulai ramai menawarkan produk ekstensi dari Flutter.

Selain meluncurkan Flutter, pada acara Flutter Live juga diluncurkan beberapa tool pendukung seperti misalnya Square yang meluncurkan dua SDK baru yang bisa memudahkan pengembang untuk menerima pembayaran dengan menggunakan kartu dari aplikasi-aplikasi yang dibangun menggunakan Flutter. Ada juga Flare yang memberikan akses pengembang untuk membuat dan menanamkan animasi vektor di dalam aplikasi buatan Flutter kemudian memanipulasinya dengan koding. Hal ini akan memudahkan alur kerja pengembang atau desainer dalam membuat animasi pada aplikasi.